Muhammad Hasan Basri

Laki-laki, 21 tahun

Lumajang, Indonesia

Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.
::
Start
Windows 8 SM Zero
Shutdown

Navbar3

Search This Blog

Senin, 04 November 2013

Hari Guru Nasional

Hari minggu lalu, sahabat Nesi bercerita mengunjungi rumah mantan guru Sekolah Dasar (SD)-nya. (Eh, ada nggak ya istilah mantan/bekas untuk bapak dan ibu guru kita?).
Bapak Hussein nama guru SD sahabat Nesi itu. Hmm.. asal kamu tahu saja, mereka sudah tidak pernah bertemu lagi sejak lulus sekolah dasar tahun 1989. Nah, bayangkan. Berapa lama guru dan murid ini tidak bertemu? 20 tahun!
Sahabat Nesi yang bernama Kak Elda Pardede, membuat kumpulan foto teman-teman sekelas dalam sebuah buku kecil yang dibuatnya dengan telaten dan apik untuk dipersembahkan kepada Bapak Hussein sebagai rasa bahagia, haru dan terima kasih yang tak terhingga kepada beliau.
Kak Elda juga membuat puisi untuk Bapak Hussein, guru tercinta. Ingin tahu seperti apa puisi yang dibuat Kak Elda? Klik saja channel "Karya Kita " ya..
Hari Guru
Cikal bakal para pendiri persatuan guru Indonesia. Foto: gardugurublogspot.com
Bicara tentang guru, Nesi jadi ingat, hari ini, tepatnya tanggal 25 November, kan hari lahirnya perkumpulan guru indonesia, yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia.
Memangnya gimana, sih awal mula tanggal 25 November dijadikan sebagai Hari Guru Indonesia?
Sejarahnya
Begini ceritanya. PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945. Awalnya, organisasi ini bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912. Lalu, pada tahun 1932, namanya berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Persatuan Guru Hindia Belanda atau Persatuan Guru Indonesia ini terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat. Organisasi guru ini ternyata berkembang menjadi beberapa organisasi lainnya, seperti organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan lain-lain.
Sayangnya, pada masa penjajahan Jepang, semua organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan akhirnya Persatuan Guru Indonesia (PGI) tak bisa lagi beraktivitas. Namun, setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, PGI kembali berkiprah dan berhasil mengadakan Kongres Guru Indonesia untuk yang pertama kalinya, tanggal 24-25 November 1945.
Kongres Guru Indonesia = Lahirnya PGRI
Hari Guru
Para Pendiri Sekolah Pertama di Indonesia. Foto: media.photobucket.com
Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan.
adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di dalam kongres inilah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Dan salah satu tujuannya adalah mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
Dan sebagai penghormatan kepda guru, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tahun. 
Di Indonesia sendiri, jarang sekali memperingati Hari Guru Internasional ini. Selain sudah memiliki Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, belum banyak juga yang mengetahui Hari Guru Internasional diperingati setiap tanggal 5 Oktober.
Di beberapa daerah, seperti Karesidenan Surakarta sendiri, peringatan Hari Guru Internasional lebih diperingati dengan doa bersama. Di Wonogiri sendiri akan diadakan doa bersama oleh sekitar 8.000 guru. Sementara itu, dalam doanya, para anggota PGRI Wonogiri diminta untuk mendoakan beberapa hal yang selama ini menjadi kendala yang dialami pendidik. Di antaranya terkait kekurangan jumlah guru, perhitungan syarat jam belajar yang sulit dipenuhi untuk beberapa guru, pencairan tunjangan sertifikasi yang sering tidak lancar, dan banyaknya sistem pendidikan yang harus dipenuhi guru sehingga membingungkan. Sedang di Karanganyar, sekitar 10.000an guru akan berdoa dalam memperingati Hari Guru Internasional ini.  (berita; solopos.com)
Tentunya berdoa bersama tidak di satu tempat. Hal ini tentunya akan menggangu Kegiatan Belajar-Mengajar hari Sabtu besok. Doa bersama dilakukan tepat pukul 10 pagi selama 10 menit. Inti dari doa yang dilakukan nanti tentunya berdoa atas kesejahteraan dan pendidikan yang lebih baik untuk Indonesia.
Dengan semakin rumit dan kompleksnya sistem pendidikan di Indonesia, selain mengajar guru-guru juga harus memahami rumitnya administrasi. Coba lihat cara pengumpulan portofolio PLPG atau sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Belum lagi ketika mengurus insentif sertifikasi yang kadang rumit dan cenderung tidak jelas turunnya. Belum lagi memahami kembali Kurikulum 2013 yang semakin rumit.
Semoga ke depannya guru bisa kembali menjadi panutan. Menjadi pendidik yang mengajarkan moral dan norma masyarakat. Guru yang menjadi panutan yang baik. Guru yang akan tersenyum melihat anak didiknya sukses secara finasial dan moral. Menjadi generasi yang membawa perubahan berarti bagi negri.
Naaah.. Selamat Ulang Tahun, Bapak & Ibu Guru... kalian semua adalah "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa." 

0 komentar: