Dalam materi perkulihan kita pernah mendengar tentang masalah E-Learning,di sini saya selaku mahasiswa yang telah mempelajari materi ini memberikan kemudahan tentang apa saja yang telah di reformulasikan pada materi perkuliahan saya kemarin.
BAB
I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Dulu mungkin kita berpikir bahwa belajar harus dalam ruang kelas. Dengan
kondisi dimana guru atau dosen mengajar di depan kelas sambil sesekali menulis
materi pelajaran di papan tulis. Beberapa puluh tahun yang lalu pun juga telah
dikenal pendidikan jarak jauh. Walaupun dengan mekanisme yang dibilang cukup
“sederhana” untuk ukuran sekarang, tetapi saat itu model tersebut sudah dapat
membantu orang-orang yang butuh belajar atau mengenyam pendidikan tanpa
terhalang kendala geografis. Memang kita akui, sejak ditemukannya teknologi
internet, hampir “segalanya” menjadi mungkin. Kini dapat belajar tak hanya anywhere, tapi sekaligus anytime dengan fasilitas yang ada.
Seiring
dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka keberhasilan kegiatan belajar
mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen,
melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Kurikulum baru tahun
2004 mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar,
pengajar bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi,
melainkan berperan sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator dalam
pembelajaran. Dalam perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan
akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI
menjadi tak terelakkan lagi. Komunikasi yang saat ini terjadi yakni teknologi sebagai
media pendidikan dilakukan dengan
menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail,
dsb. Konsep yang kemudian terkenal yaitu dengan sebutan E-Learning, ini
membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke
dalam bentuk digital, baik secara isi (content)
dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat
dunia, terbukti dengan maraknya implementasie-learning di lembaga pendidikan
(sekolah, training dan universitas) maupun industry (Cisco, IBM, Oracle, dsb).
Bergabagi
pengertian tentang e-learning saat ini sebagian besar megacu pada pembelajaran
yang menggunakan teknologi internet. Guru dapat memberikan layanan
tanpa harus berhadapan langsung dengan muridnya. Demikian pula murid dapat
memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber
space atau ruang maya yang biasa disebut e-learning yang bisa terhubung dengan
menggunakan komputer atau internet. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai
literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga
dapat mempermudah proses studinya. Ini adalah satu bentuk
produk TIK dalam internet yang
berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya
telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam
berbagai aspek dan dimensi.
Dikatakan
oleh Darin E. Hartley bahwa: e-learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan
komputer lain. Hal senada juga
diungkapkan LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001]
menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah system pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan
komputer maupun komputer stand alone. Oleh karena itu,dalam perkembangan
internet ditemukan, alat-alat tersebut sudah terlebih dulu digunakan sebagai
media pembelajaran statis maupun interaktif. Mahasiswa bisa menggunakan tape recorder
untuk merekam ceramah dosen di kelas untuk didengarkan dilain waktu. Dosen juga
menggunakan OHP untuk mempresentasikan materi kuliahnya kepada mahasiswa
sehingga hanya menuliskan materi di papan tulis seperlunya saja. Dosen juga
dapat memberikan salinan dokumen materi kuliah dan referensi dalam bentuk CDROM
kepada mahasiswanya untuk dipelajari dirumah. Media-media elektronik tersebut
sangat membantu mahasiswa agar bisa lebih menguasai materi kuliah.
Dari pengertian
yang disampaikan, sebenarnya pembelajaran
menggunakan teknologi internet memiliki karakteristik – karakteristik khusus.
Karakteristik-karakteristik tersebut yang menjadikan berbeda dengan media
elektronik lainnya. media elektronik lain hanya sebagai alat bantu pembelajaran
yang bersifat pasif.
Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana mahasiswa telah memanfaatkan
teknologi internet sebagai sumber belajar yang mendukung proses belajarnya di
bangku kuliah.
b.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang
berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar, antara lain: optimalisasi
pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar, pemenuhan koleksi buku-buku
yang tersedia di perpustakaan, pemanfaatan internet sebagai sumber belajar,
serta pemanfaatan sumber daya lingkungan sebagai sumber belajar.
c.
Rumusan Masalah
Untuk
memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan
sebagai berikut :
1.
Apakah
mahasiswa telah memanfaatkan internet sebagai sumber belajar ?
2.
Alasan
apa yang memotivasi mahasiswa memanfaatkan internet sebagai sumber belajar ?
3.
Faktor
apa sajakah yang mendukung dan menghambat mahasiswa untuk memanfaatkan internet
sebagai sumber belajar.
d.
Hipotesis
Dalam permasalahan
yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran, penelitian
ini hanya membatasi pada masalah pemanfaatan internet sebagai sumber belajar
oleh mahasiswa dan dapat mambantu dosen tidak repot dengan kotornya spidol saat menulis di papan
tulis serta mahasiswa dapat dengan mudah menggandakan slide tanpa susah
mencatat.
Selain itu dosen maupun mahasiswa juga akan terbiasa mengoperasikan perangkat
komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah guru gaptek (Gagap
Teknologi) maupun siswa gaptek.
e.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan
proposal ini untuk mendeskripsikan pembelajaran berbasis internet pada
mahasiswa dalam perkembangan teknologi masa kini dengan memprioritaskan ke
unggulan teknologi yang berkaitan dalam proses belajar mengajar.
f.
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.
Bagi
mahasiswa, untuk lebih meningkatkan pemanfaatan teknologi internet sebagai
sumber belajar, sehingga mempercepat masa studinya.
2.
Bagi
program studi, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan program
kerja yang berkaitan dengan fasilitas sumber belajar.
3.
Bagi
peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan teknologi
informasi sehingga dapat memperbaiki kemampuan dalam mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Internet
2.1.1
Pengertian Internet
Internet adalah kependekan dari inter-network.
Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang
menghubungkan beberapa rangkaian . Jaringan
internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan
komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat
dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global. Selain
kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan
komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial,
organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan
telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar
di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail,
chat), diskusi (usenet news, milis, bulletin board), sumber daya
informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Ghoper), remote login dan
lalu lintas file (Telnet, FTP), serta berbagai layanan lainnya
.
Mengutip apa yang dikatakan Kadir (2003), secara garis besar, teknologi
informasi memiliki peranan : 1) dapat menggantikan peran manusia, dalam hal ini
dapat melakukan otomasi terhadap tugas atau proses; 2) memperkuat peran
manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas dan proses;
3) berperan dalam restrukturissi
terhadap peran manusia, dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap kumpulan
tugas dan proses. Dalam rana lainnya Rosenberg menyatakan (2001), dengan
berkembangnya penggunaan TIK ada lima
pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1)
dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
(3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan
kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media
pendidikan dilakukan dengan menggunakan
media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Pada blue print TIK
Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK dalam pendidikan,
yakni sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran,
standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai
infrastruktur.
Sementara
itu, kamajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat yang
menawarkan berbagai kemudahan – kemudahan baru dalam pembelajaran memungkinkan
terjadinya pergeseran orientasi belajar dari outside-guided menjadi selfguided
dan dari knowledge-as-possesion menjadi knowledge-as-construction. Lebih dari itu,
teknologi ini ternyata turut juga memainkan peran penting dalam pemperbaharui
konsepsi pembelajaran yang semula focus pada pembelajaran sebagai semata – mata
suatu penyajian berbagai pengetahuan menjadi pembelajaran sebagai suatu
bimbingan agar mampu melakukan eksplorasi social budaya yang kaya akan
pengetahuan.
Media ini sangat efektif dalam upaya update informasi dan mencari trasferan
ilmu pengetahuan bagi seorang pendidik. Gaptek adalah sebutan yang tepat bagi
pendidik yang tidak mampu mengoperasikan computer dan tidak tahu dengan
internet, padahal di dunia maya—internet tersebut banyak sekali yang bisa
dididapatkan. Informasi di internet sangat lengkap, dari yang bertaraf nasional
hingga internasional semua ada disini.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling
hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.
2.1.2
Bentuk Internet
Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di
internet telah lebih mencapai harapan
dan bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui internet dapat diakses
sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Adanya
internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di
Amerika Serikat dalam bentuk Digital Library. Sudah banyak pengalaman
tentang kemanfaatan internet dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir
mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat juga
dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak tugas akhir dan
thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk
menyelesaikannya.
Pemamfaatan teknologi informasi dan kominakasi (TIK/ICT)
dalam pembelajaran saat ini terus berkembang. Bahan belajar merupakan elemen
penting dalam pememfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pembelajaran. Untuk itu, maka kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan
belajar berbasis web menjadi sanagt penting. Bahan ajar adalah segala bentuk
conten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang dapat digunakan untuk
belajar. Ditinjau dari subjeknya , bahan ajar dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yakni bahan ajar yang sengaja di rancang untuk belajar dan bahan yang
tidak di rancang namun dapat dimamfaatkan untuk belajar. Dalam aktivitas yang
kita lakukan banyak kegiatan berbasis intenet yakni: e-business dan e-commerce,e-learning,e-news,e-office,e-phone,dsb.
2.2
e-learning
2.2.1 Pengertian e-learning
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses
pembelajaran,contohnya saja e-learning. e-learning merupakan suatu
jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena E-learning adalah sebuah
proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan
adalah jaringan komputer.
Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu
penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan
luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan
membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir
melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3)
memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik
paradigma pembelajaran tradisional. Pernah dikatakan oleh Maryati
S.Pd., e-learning terdiri dari dua bagian yaitu “e-“ yang merupakan
singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning
berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika,
khususnya perangkat computer.Hal senada juga pernah di ungkapkan Cambell
(2002), Kamarga (2002) yang intinya menggunakan media internet dalam pendidikan
sebagai hakikat e-learning.
Dalam penjelasan di atas oleh beberapa peneliti terdapat
kata “khususnya komputer” pada akhir kalimat yang memberi pengertian bahwa
komputer termasuk alat elektronik disamping alat pembelajaran elektronik yang
lain. Pada saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK
seperti: CBT (Computer Based Training),
CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated
Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT
(Web-Based Training), dsb.
Untuk itu, bahan ajar e-learning adalah segala bentuk
conten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang dapat digunakan untuk
belajar. Ditinjau dari subjeknya , bahan ajar dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yakni bahan ajar yang sengaja di rancang untuk belajar dan bahan yang
tidak di rancang namun dapat dimamfaatkan untuk belajar.
2.2.2 e-learning sebagai Media
Belajar
Dalam kawasan teknologi
instruksional, sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen teknologi
instruksional, yang disebut dengan istilah “Komponen Sistem Instruksional”.
Teknologi instruksional adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar-mengajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi instruksional, pemecahan masalah itu
berupa komponen sistem instruksional yang telah disusun terlebih dahulu dalam
proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan disatukan ke dalam sistem
instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan
berarah tujuan, yang komponennya meliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar (Setijadi, 1986:3).
Mudhofir (1992:13) menyatakan
bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu
pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak
(misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non
cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).
AECT menguraikan bahwa sumber
belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.
Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan
sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar yang sengaja
direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar karena dimanfaatkan
(by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk
keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk
keperluan belajar (Setijadi, 1986:9).
Berdasarkan konsep-konsep di atas, sumber belajar
pada dasarnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Dengan dikembangkannya di
jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web,
sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu
internet, inilah makanya system e-learning dengan menggunakan
internet disebut juga internet enabled
learning. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa
menjadi lebih interaktif. Informasi-informsai perkuliahan juga bisa real-time.
Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka,
tapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan secara online dan real time.
System e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang
memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu. Kapanpun mahasiswa
bisa mengakses system ini. Aktifitas perkuliahan ditawarkan untuk bisa melayani
seperti perkuliahan biasa. Ada penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil
penyimpanan suara yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi,
bisa juga seorang dosen memberikan nilai, tugas dan pengumuman kepada
mahasiswa.
Dengan tersambungnya komputer pada
jaringan internet maka pembelajar akan mendapat pengalaman yang lebih
luas. Pembelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi
penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri. Pembelajaran dengan komputer akan
memberikan motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan
kesenangan, permainan dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri
akan meningkat. Pembelajaran dengan komputer akan memberi kesempatan pada
pembelajar untuk mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat
berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun menjadi lebih bersifat pribadi
yang akan memenuhi kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.
Periode
atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran dengan komputer yang
integratif. Pembelajaran integratif memberi penekan pada pengintegrasian
berbagai ketrampilan berbahasa, mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca
dan mengintegrasikan teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran. Lee
merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media
pembelajaran (Lee, 1996) Alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi,
meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas,
lebih pribadi, tidak terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.
2.2.3 Aspek-aspek dalam e-learning
E-learning ditujukan untuk
membantu pelajar mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya. .
Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk
belajar secara individu dan dalam synchronous yang didesain dengan
bimbingan dari instruktur secara langsung. Aspek-aspek penting dalam e-learning
meliputi;
a)
e-learning menciptakan solusi
belajar formal dan informal. Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning
adalah e-learning hanya menciptakan sistem belajar secara formal,
seperti dalam bentuk kursus. Namun faktanya adalah saat ini 80% pembelajaran
didapat secara informal. Banyak orang saat beraktivitas sehari-hari dan
menghadapi suatu masalah membutuhkan solusi secepatnya. Dalam hal ini, e-learning
haruslah memiliki karakteristik berikut:
a.
just in time – tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya
untuk menyelesaikan tugasnya.
b.
on-demand – tersedia setiap saat.
c.
bite-sized – tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan
secara cepat.
b)
e-learning menyediakan akses ke
berbagai macam sumber pembelajaran baik itu konten ataupun manusia.
Kesalahan
lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning
hanya membuat konten saja. Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas
sosial. E-learning menyediakan pengalaman belajar yang kuat melalui
komunitas online pengguna e-learning. Karena manusia adalah
makhluk sosial, jadi ada banyak kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi,
dan berbagi ilmu antara sesama pengguna e-learning.
c)
e-learning mendukung sekelompok
orang atau grup untuk belajar bersama. e-learning bukan aktivitas individu
saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama,
baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu, dan membentuk sebuah
komunitas online yang dapat dilakukan secara langsung (synchronous)
atau tidak langsung (asynchronous).
d)
e-learning membawa pembelajaran
kepada pelajar bukan pelajar ke pembelajaran. Bentuk pembelajaran tradisional
bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari pembelajaran mereka sendiri.
Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull Model of Learning .
Intranet,
satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media
elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’
(pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda).
Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai
teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus me-nyediakan
kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.
Perbedaan
Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’ guru dianggap
sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan
kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran
‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri
pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana
pembelajaran ‘e-learning’ akan
‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya.Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha,
dan inisiatif sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Desain Penelitian
Penelitian
ini menggunakan desain penelitian survai, yang dipakai untuk tujuan eksplorasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang pemanfaatan internet
sebagai sumber belajar oleh mahasiswa di Universitas Gunadharma. Penelitian
ini berkaitan dengan objek penelitian yaitu pada perusahaan dengan kurun waktu
tertentu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan
perusahaan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian.
b. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah mahasiswa di Universitas
Gunadharma yang meliputi mahasiswa angkatan 2002, 2003, 2004, dan 2005. Sampel
penelitian diambil secara proporsional
random sampling.
c. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian
ini, teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi yaitu data dari website
yang dikeluarkan oleh situs www.idx.co.id. Data yang dikumpulkan tersebut
berupa laporan pembelajaran e-learning yang ada di Universitas Gunadharma
untuk periode lima tahun terakhir yakni tahun 2004-2008.Yang dimana dalam teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
d. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dengan
tabulasi dan persentase. Artinya data yang diperoleh di lapangan
diolah sedemikian rupa sehingga memberikan data yang sistematis, faktual dan
akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Bagaimana tingkat penetrasi atau
adopsi TIK di tingkat mahasiswa di Universitas Gunadharma untuk tahun 2004-2008, dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Indikator
|
Universitas
Gunadharma
|
Rata – rata
|
Rata – rata ITS
|
Total
Telpon
per 100 mahasiswa
|
34,87
|
44,92
|
60,04
|
Cellular
Mobile
per 100 mahasiswa
|
28,30
|
29,28
|
40,91
|
Main
Telepon
per 100 mahasiswa
|
6,57
|
15,81
|
19,39
|
Internet
User
per 100 mahasiswa
|
7,81
|
11,57
|
17,39
|
Broadband
Subscriber per 100 mahasiswa
|
0,05
|
2,71
|
4,30
|
Sumber
: Ineternational Communiacation Union (2007)
Statistic
tersebut di atas menunjukan bahwa untuk semua indikator TIK di atas,bahwa
mahasiswa di kampus Universitas Gunadharma masih di bawah rata – rata ITS. Sejauh ini transisi member perumpamaan yang
sangat baik dalam menghadapi perkembangan TIK. Arus TIK telah masuk ke dalam
dunia pendidikan . Hadirnya TIK disekolah , di ruang kelas, di rumah, bahkan
dikamar tidur siswa, tidak lagi dapat di bending. Hadirnya TIK bukan lagi
sebuah pilihan, kita memilih ataupun tidak , era TIK telah hadir.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Peserta uji coba terdiri dari 100 mahasiswa dengan responden
mahasiswa yang pernah mengikuti perkuliahan Penganatar teori graf. Proses
pelaksanaan ujicoba di lakukan di
sekitar kampus gunadarma dengan pertimbangan di sekitar
kampus memiliki lebar jalur data yang besar sehigga ketika membuka url http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/ dapat berjalan dengan lancar.
Instrumen lembar kuesioner yang digunakan untuk mengukur
efektivitas, efisiensi dan daya tarik produk mengacu pada indikator-indikator
yang dikembangkan oleh Hannafin dan Peck dan kusnandar yang dimodifikasi
sedemikian rupa, disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Katagori dimensi penelitian ini meliputi kualitas situs web, kualitas tampilan dam
kualitas penyajian materi.
Histogram Penilaian Kualitas Situs Web
Tabel 5.1
Skor penilaian
mahasiswa terhadap kualitas situs Web
NO.
|
Pertanyaan
|
rata-rata skor
|
skor median
|
1
|
Penamaan website mudah diingat
|
2.90
|
2.00
|
2
|
Pengaksesan website mudah
|
2.78
|
2.00
|
3
|
Penggunaan
logo pada website
|
2.88
|
2.00
|
4
|
Penyajian
teks dapat dibaca dan mudah dipahami
|
3.04
|
2.00
|
5
|
Penggunaan jenis dan ukuran
huruf
|
2.72
|
2.00
|
6
|
Warna teks
dengan latar belakang kontras
|
2.76
|
2.00
|
7
|
Fitur website ini dapat
berfungsi dengan baik menggunakan browser Internet Explorer
|
3.08
|
2.00
|
8
|
Fitur
website ini dapat berfungsi dengan baik menggunakan browser open source /
Mozilla Firefox?
|
3.18
|
2.00
|
9
|
Kejelasan
link dalam website ini
|
3.00
|
2.00
|
10
|
Pennyajian
informasi pada website
|
2.94
|
2.00
|
|
|
2.93
|
2.00
|
Hasil evaluasi dari dimensi kualitas web mencerminkan
penilaian kualitas situs web. Tabel diatas memperlihatkan bahwa hasil rata-rata
skor aspek kualitas situs web 2,93 diatas atau disebelah kanan nilai media
skala likert. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil evaluasi terhadap
kualitas situs web menarik.
Uji coba terhadap program ini dilakukan terhadap 100 mahasiswa
Universitas Gunadarma.Berdasarkan respon yang diberikan mereka, diperoleh rata
– rata skor aspek kualitas tampilan sebesar 2.8 (tabel 1). Nilai ini berada
diatas atau disebelah kanan nilai median skala linkert. Secara umum dapat
dikatakan bahwa aspek kualitas tampilan ini bagus. Kejelasan petunjuk program
dan kejelasan suara atau narasi dinilai paling baik diantara aspek lain.
Tabel
1. Skor penilaian Mahasiswa terhadap Kualitas Tampilan
No.
|
PERNYATAAN
|
Skor rata – rata
|
Skor median skala
likert
|
1.
|
Kejelasan petunjuk
penggunaan program
|
3.0
|
2.5
|
2.
|
Keterbatasan teks
atau tulisan
|
2.9
|
2.5
|
3.
|
Kualitas tampilan
gambar
|
2.7
|
2.5
|
4.
|
Sajian animasi
|
2.6
|
2.5
|
5.
|
Komposisi warna
|
2.8
|
2.5
|
6.
|
Kejelasan suara atau
narasi
|
3.1
|
2.5
|
7.
|
Daya dukung music
|
2.5
|
2.5
|
Rata – rata skor
|
2.8
|
2.5
|
4.2 Internet
dalam Kegiatan Belajar
Di Universitas Gunadarma, sebagian besar metode
pengajaran yang dilakukan oleh dosen hanya berupa kuliah mimbar yaitu dosen
hanya menjelaskan materi-materi diajarkan melalui ceramah didepan kelas. Hal
ini menyebabkan metode belajar mahasiswa menjadi terbatas yaitu mahasiswa hanya
duduk, diam, baca dan mendengar. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan
oleh dosen hanya berupa media transparansi yang ditampilkan dengan menggunakan
Proyektor Transparansi (OHP) dan media cetak seperti buku dan fotocopy materi. Untuk
sebagian mata kuliah terdapat materi-materi yang seharusnya dijelaskan dengan
menggunakan gambar bergerak atau animasi. Dengan terbatasnya media
pembelajaran, mahasiswa hanya bisa membayangkan bagaimana bentuk atau
visualisasi dari materi tersebut secara abstrak.
Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang
dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para
mahasiswa tidak lagi harus mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan
untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine,
materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat
tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet
cenderung lebih up to date. . Sedangkan komputer stand alone juga hanya sebatas
penyampaian materi secara lebih interaktif dengan presentasi yang disertai
dengan video dan gambar pendukung lainnya.
Sedangkan
internet adalah alat bantu pembelajaran yang bersifat interaktif, karakteristik
tersebut meliputi:
1. Informasi
real time
2. Interaksi
dosen-mahasiswa secara langsung walau tanpa tatap muka
3. Forum
diskusi online antar mahasiswa
4. Dapat
diakses kapan saja dan dimana saja
5. Penyampaian
dan pengumpulan tugas secara online
6. Penyampaian
pengumuman administrasi perkuliahan dan jadual secara online.
Metode-metode tersebut dapat
dilakukan guru/dosen dengan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga mahasiswa
semakin senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga proses pembelajaran
tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan pembelajaran berbasis
internet diharapkan mahasiswa akan terbiasa berpikir kritis dan mendorong mahasiswa
untuk menjadi pembelajar otodidak. Mahasiswa juga akan terbiasa mencari
berbagai informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga
mendidik siswa untuk bekerjasama dengan mahasiswa lain dalam kelompok kecil
maupun tim. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran
berbasis internet pengetahuan dan wawasan mahasiswa berkembang, mampu
meningkatkan hasil belajar mahasiswa, dengan demikian mutu pendidikan juga akan
meningkat.Graf merupakan mata kuliah yang sebagian besar
materi-materinya bersifat abstrak sehingga memerlukan penjelasan yang konkrit
agar dapat dimengerti oleh mahasiswa. berisi . jika teks-teks tersebut
ditampilkan dalam bentuk visual, animasi, atau video. Mahasiswa dapat dengan
mudah memahami maksud dari materi tersebut karena proses penyampaiannya lebih
menarik dan tidak membosankan.
Video berbasis web
merupakan salah satu media pembelajaran yang menggunakan media komputer sebagai
alat penyaji informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya dan
dapat diakses oleh setiap orang dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan
saluran internet. Dalam media pembelajaran berbasis web, format penyajian
pesan dan informasi dapat berupa tayangan statis maupun dinamis yang disertai
animasi, audio, atau video.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran internet dapat diterapkan di Perguruan Tinggi
dengan beberapa metode pembelajaran (diskusi, inkuiri,e-learning, deskoveri,
dan problem solving) serta menggunakan model pembelajaran yang dikemas sederhana,
menarik, dan menyenangkan mahasiswa, sehingga pembelajarannya lebih bermakna.
Media
pembelajaran berbasis web atau biasa disebut Web based Learning merupakan sesuatu media pembelajaran yang
memanfaatkan komputer yang terkoneksi dengan internet sebagai alat
bantu/perangkat yang menyajikan informasi, isi materi pelajaran, latihan, atau
kedua-duanya berupa tutorial, drill and
practice (latihan), simulasi, atau permainan instruksional yang disajikan
dalam sebuah website. Dengan kata lain media pembelajaran berbasis web
merupakan pengembangan dari pembelajaran dengan berbantuan komputer atau CAI
yang disajikan dalam bentuk situs internet (website).
Dengan pembelajaran berbasis
Internet mendidik mahasiswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan
pengetahuan mahasiswa, mendidik mahasiswa untuk belajar otodidak, dan
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan.
B. Saran
Para pendidik dan pihak-pihak
yang terkait hendaknya mulai menyiapkan dan memperkenalkan pembelajaran
berbasis internet ini kepada mahasiswa-nya, agar para mahasiswa siap menghadapi
tantangan zaman dan dapat menerima perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Sidharta, L.1996. Internet:
Informasi Bebas Hambatan 1. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Salomon. Interaction Of Media,
Cognition, and Learning. San Fransisco, CA :
Jossey-bass. 1977.Simonson Dan Thomson.
Education Computing Foundation
Columbus : Merril, 1994
Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pembuatan Multimedia
Pembelajaran Interaktif, Jakarta, 2007
Siribodhi,
Tinsiri, ICT Tools For Learning Materials Development, UNESCO,
Bangkok, 2000
Lesmono, D.
dan Samopa, F. (2005), “Perancangan Dan
Pembuatan Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Dengan Menggunakan ASP dan
SQL Server: Studi Kasus Ruang Baca FTIF”,
Seminar Tugas akhir.
Rochaeti,
E., Rahayuningsih, Pontjorini dan Yanti,G.P., (2006), “Sistem Informasi Manajemen Pendidikan”, Jakarta:
Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar