Hanya dalam hitungan hari Ramadhan 1435 H akan datang. Sebagian besar
umat Islam bersuka cita menyambutnya, meskipun sebagian lagi menghadapinya
dengan biasa-biasa saja tanpa semangat. Apalagi merencanakan aktivitas ibadah
untuk mengisi bulan Ramadhan. Sungguh sangat disayangkan jika bulan Ramadhan
dilewati begitu saja.
Sejatinya bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Berbagai
keistimewaan ada dalam bulan ini. Rasulullah Saw menjelaskan dalam banyak
haditsnya mengenai kemuliaan bulan Ramadhan. Beberapa hadits berikut
menerangkan keutamaan Ramadhan:
Pertama,
dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Shalat yang lima waktu,
satu Jumat ke Jumat berikutnya, dan satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya,
menjadi penebus dosa yang dilakukan di antara keduanya, selama dia menjauhi
dosa-dosa besar.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Bukhari meriwayatkan hadits ini dalam at-Tarikh
al-Kabir.
Kedua, dari
Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Sungguh rugi seseorang
ketika (nama)ku disebut di sampingnya tetapi dia tidak bershalawat atasku.
Sungguh rugi seseorang yang bertemu dengan Ramadhan, lalu Ramadhan itu berlalu
darinya sebelum dosa-dosa dirinya diampuni, dan sungguh rugi seseorang yang
mendapati kedua orang tuanya dalam keadaan renta, tetapi keduanya tidak
(menjadi sebab yang) memasukkannya ke dalam surga. Rib’i berkata: Aku tidak
tahu kecuali dia berkata: Atau salah satu dari kedua orang tuanya.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim)
Ketiga, dari
Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Jika Ramadhan tiba, maka
pintu-pintu langit dibukakan, pintu-pintu jahanam dikunci, dan setan-setan pun
dibelenggu.” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasai, Ahmad, Ibnu Hibban,
dan ad-Darimi dengan redaksi kalimat yang berbeda-beda)
Keempat, dari
Abu Hurairah raia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa
di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan dengan mengharapkan ridho-Nya, maka
diampunilah dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu.” (HR.
Bukhari, an-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
Dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan riwayat kedua an-Nasai dari jalur yang
sama disebutkan:
“Maka diampunilah dosa-dosa
yang dilakukannya di masa lalu dan yang akan datang. Dengan adanya tambahan
“yang akan datang”.
Al-Mundziri berkata: isnad haditsnya hasan. Tetapi Hammad meragukan
bersambungnya sanad hadits ini, atau Qutaibah bin Said telah menyendiri
meriwayatkan tambahan tersendiri dari Sufyan.
Kelima, dari
Ibnu Abbas ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Umrah di bulan Ramadhan menyamai (nilai) haji.”
(HR.Ibnu Majah, an-Nasai dan Ahmad)
Ibnu Majah meriwayatkan hadits ini dengan lafadz yang sama. Ahmad dan Tirmidzi
meriwayatkan dari jalur Wahb bin Khanbasi. Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan
hadits ini dari jalur Jabir ra. Bukhari meriwayatkan dari jalur yang sama.
Muslim dan Abu Dawud dengan redaksi:
“Karena sesungguhnya umrah
di bulan Ramadhan sama dengan berhaji, atau berhaji bersamaku.”
Thabrani meriwayatkan hadits ini dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir. Abu Dawud dan
Ahmad dari Ummi Ma’qil ra, ia berkata:
“Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku seorang perempuan yang telah tua, dan aku dalam keadaan sakit,
apakah ada satu perbuatan yang cukup bagiku menggantikan ibadah hajiku? Maka
beliau saw bersabda: “Umrah di bulan Ramadhan telah cukup bagimu (menggantikan
hajimu)”.
Keenam, dari
Abu Hurirah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Ketika tiba malam pertama
bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka
ditutup, sehingga tidak ada satu pintu neraka pun yang dibuka, dan pintu-pintu
surga dibuka sehingga tidak ada satu pintu surga pun yang ditutup. Lalu
seseorang berseru, wahai pencari kebaikan maka sambutlah, wahai pelaku
kejahatan maka tahanlah. Dan milik Allah-lah orang-orang yang dibebaskan dari
neraka, dan hal itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Ibnu Majah,
Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)
Al-Hakim meriwayatkan dan menshahihkannya, dan disepakati oleh ad-Dzahabi. Ibnu
Khuzaimah meriwayatkan, tetapi dia berkata:
“Setan-setan atau jin yang
durhaka dibelenggu.”
Thabrani meriwayatkan hadits ini dalam kitab al-Mu’jam
al-Ausath, juga an-Nasai dengan redaksi yang hampir sama dari jalur
Utbah bin Farqad ra.
Dilalah hadits-hadits ini begitu jelas sehingga tidak perlu dijelaskan lebih jauh.
Jika ditambahkan lagi hadits-hadits lain yang menyebutkan keutamaan puasa
secara umum ke dalam pembahasan kami ini, maka tampak jelas keutamaan Ramadhan
dan puasa bulan Ramadhan. Dari Ibnu Abbas ra ia berkata:
“Rasulullah saw adalah
orang yang paling pemurah, dan lebih pemurah lagi dalam bulan Ramadhan. Ketika
ditemui oleh Jibril, beliau saw ditemui Jibril pada setiap malam di bulan
Ramadhan, dan kemudian beliau melakukan mudarasah al-Qur’an (mendengarkan dan
memperdengarkan bacaan al-Qur’an). Sungguh Rasulullah saw sangat lebih pemurah
dibandingkan angin yang bertiup.” (HR. Bukhari, Muslim,
an-Nasai, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
Selasa, 01 Juli 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: